Lagi-lagi bicara soal petunjuk..
ya..betul..
Petunjuk
adalah hal yang utama dan penting bagi seluruh perkara. Coba kita pikir
adakah urusan yang tidak perlu petunjuk? Ketika kita sakit dan datang
berkonsultasi ke dokter, si dokter pasti memberi petunjuk lalu memberi
resep obat untuk kita minum. Coba lihat dikemasan obat itu, pasti ada
petunjuknya. Apakah diminum sebelum atau sesudah makan, berapa kali
meminumnya dalam sehari dan seterusnya. Coba bayangkan apa yang terjadi
jika kita tidak mau mengikuti petunjuk dokter??? Harusnya minum obat A,
tp malah kita minum obat B, bukan sembuh malah tambah parah. Iya kan?
Untuk
urusan seperti itu saja kita sangat perlu dengan petunjuk, ya petunjuk
si dokter. Lalu bagaimana dengan urusan yang lebih besar? Urusan
Kehidupan Dunia Akhirat!! Tentu jauh lebih perlu dengan yang namanya
petunjuk.
Allohu ta'ala mengabarkan pada kita betapa pentingnya petunjuk.
Alloh berfirman :
“Maka jika datang kepadamu
petunjuk daripada-Ku, lalu barangsiapa yang mengikut petunjuk-Ku, ia tidak akan
sesat dan tidak akan celaka.” (Thoohaa [20 : 123)
“Dan barangsiapa berpaling
dari peringatan-Ku, maka sesungguhnya baginya penghidupan yang sempit, dan Kami
akan menghimpunkannya pada hari kiamat dalam keadaan buta". (Thoohaa [20 :
124)
“Berkatalah ia: "Ya
Tuhanku, mengapa Engkau menghimpunkan aku dalam keadaan buta, padahal aku
dahulunya adalah seorang yang melihat?"
(Thoohaa [20 : 125)
”Allah berfirman:
"Demikianlah, telah datang kepadamu ayat-ayat Kami, maka kamu
melupakannya, dan begitu (pula) pada hari ini kamupun dilupakan"(Thoohaa
[20 : 126)
"Dan demikianlah Kami membalas orang yang melampaui batas dan tidak percaya kepada ayat-ayat Tuhannya. Dan sesungguhnya azab di akhirat itu lebih berat dan lebih kekal.” (Thoohaa [20 : 127)
Ketika Nabi Adam
diciptakan dan hidup di dalam Surga bersama istrinya dengan penuh kenikmatan
yang tak terhingga, Iblis dengan tipu dayanya berhasil menipu Nabi Adam beserta
istrinya hingga Alloh usir mereka semua dari surga. Itulah peristiwa pertama seorang
manusia terpedaya oleh bujuk rayu iblis dan bermaksiat kepada Alloh.
Kemaksiatan Nabi Adam kepada Alloh akan mengakibatkan penderitaan dan kerugian
yang besar (diusir dari surga).
Lalu Alloh mengatakan
kepada mereka bahwa di bumi akan Alloh berikan petunjuk yang berupa pengutusan
para Nabi dan Rosul yang membawa bukti dan hujjah yang tak terbantah, dan
barangsiapa yang mengikuti petunjuk Alloh itu maka tidak akan sesat dan tidak
akan celaka baik di dunia maupun di akhirat.
Tetapi bagi siapa yang
tidak menghiraukan peringatan dari Alloh dengan menentang petintahNya, dan
berpaling dari RosulNya serta mengambil petunjuk dari selainnya, maka baginya
penghidupan yang sempit. Kehidupannya di dunia akan dipenuhi rasa sesak,
keraguan yang dalam, jauh dari ketenangan, dadanya terasa sempit karena
kesesatan akibat salah mengambil petunjuk jalan. Meskipun secara lahirian dia
hidup dalam kemewahan harta, pakaian bagus dan makanan yang lezat tetapi
kebahagiaan yang seharusnya meresap dalam hati tidak bisa dia rasakan karena
Alloh tidak memberikannya, belum lagi sempitnya alam kubur dan kehinaan yang
besar yang akan ditanggung ketika dibangkitkan dalam kondisi buta. Buta mata
dan hati, buta tidak dapat melihat apapun selain melihat neraka Jahannam,
berdiri tanpa memiliki hujjah sedikitpun untuk membela diri dan itulah yang
paling pantas diterima oleh orang-orang yang melupakan dan enggan mengambil
petunjuk yang sudah Alloh berikan. Alloh akan melupakan mereka sebagaimana
mereka melupakan petunjuk Alloh ta’ala.
Semoga kita benar-benar
menjadi seorang muslim (Berserah diri) yang tulus dalam iman dan teguh dalam
meniti petunjuk jalan yang Alloh tetapkan.
“Apa yang diberikan Rasul kepadamu, maka
terimalah. Dan apa yang dilarangnya bagimu, maka tinggalkanlah. Dan bertakwalah
kepada Allah. Sesungguhnya Allah amat keras hukumannya”. (QS. Al Hasyr [59] :
7)
Wallohu
‘alam..
No comments:
Post a Comment