Sunday, May 20, 2012

IJMA' (KESEPAKATAN/KONSENSUS) GENERASI SHOHABAT ADALAH HUJJAH SYAR'IYAH


Generasi Shohabat adalah orang-orang yang terbina Iman dan Islamnya secara langsung oleh Rosululloh. Maka kualitas mereka sudah terjamin dan wajib menjadi rujukan bagi generasi berikutnya hingga hari kiamat. Dan menjadi kesesatan jika menyelisihi mereka. Ijma shohabat adalah ma’sum meskipun secara perorangan mereka tidaklah ma’sum. Ketika keyakinan
mereka pada satu masalah terbagi atas lebih dari satu, maka kita harus mengikuti salah satunya dan tidak boleh menentukan keyakinan mutlak atas yang lainnya.
Alloh berfirman :

“Dan barangsiapa yang menentang Rosul sesudah jelas kebenaran baginya, dan mengikuti jalan yang bukan jalan orang-orang mukmin, Kami biarkan ia leluasa terhadap kesesatan yang telah dikuasainya itu dan Kami masukkan ia ke dalam Jahannam, dan Jahannam itu seburuk-buruk tempat kembali”.
(QS. An Nisa’ [4] : 115)
Orang-orang mukmin yang dimaksud dalam ayat ini adalah generasi Shohabat. Al Hafizd Ibnu Katsir dalam tafsirnya tentang ayat diatas menulis “Dengan kata lain jika ia menempuh jalan yang menyimpang itu, maka Kami memberikan balasan yang setimpal kepadanya misalkan dengan menjadikan baik pada permulaannya dan kami menghiaskannya untuk dia sebagai istidroj (daya pikat kearah kebinasaan).

Rosululloh bersabda :

Aku wasiatkan kepada kalian (mengikuti) para shohabatku, lalu orang-orang sesudah mereka, kemudian generasi setelah itu… Barangsiapa yang menghendaki keluasan surga, maka berpegang teguhlah dengan jama’ah
(HR. Tirmidzi no. 2172, Imam Ahmad dalam Musnadnya 1/114, Ibnu Majah no. 2363, Ibnu Hibban no. 7254, serta dishohihkan oleh Syaikh Al Albani dalam Silsilah Al Hadits Ash Shahihah no. 431)

Yang dimaksud dengan Jama’ah adalah generasi shohabat dan dua generasi setelah mereka.

Juga ada alasan lain mengapa mengikuti jalan shohabat adalah merupakan jalan yang benar sebagaimana Rosul bersabda :

Alloh tidak akan pernah mengumpulkan ummat ini diatas kesesatan
(HR. Al Hakim dalam Al Mustadrok 1/115-117)

Maka cukuplah dengan menempuh jalan para shohabat dan berpegang teguh dengannya kita akan berada diatas jalan yang lurus dalam beragama Islam dan sebaliknya merupakan kesesatan yang jauh jika kita menyelisihinya. Mudah-mudahan kita selalu dalam hidayah Alloh dalam menempuh jalan yang lurus.

Wallahu ‘alam.

No comments:

Post a Comment