“Hai orang-orang yang
beriman, apakah sebabnya bila dikatakan kepadamu: "Berangkatlah (untuk
berperang) pada jalan Allah" kamu merasa berat dan ingin tinggal di
tempatmu? Apakah kamu puas dengan kehidupan di dunia sebagai ganti kehidupan di
akhirat?
Padahal kenikmatan hidup di dunia ini (dibandingkan dengan kehidupan) diakhirat hanyalah sedikit. .”(QS. At Taubah [9] : 38)
Padahal kenikmatan hidup di dunia ini (dibandingkan dengan kehidupan) diakhirat hanyalah sedikit. .”(QS. At Taubah [9] : 38)
“Jika kamu tidak berangkat untuk berperang, niscaya Allah menyiksa kamu dengan siksa yang pedih dan digantinya (kamu) dengan kaum yang lain, dan kamu tidak akan dapat memberi kemudharatan kepada-Nya sedikitpun. Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu” (QS. At Taubah [9] : 39)
“Jikalau kamu tidak
menolongnya (Muhammad) maka sesungguhnya Allah telah menolongnya (yaitu) ketika
orang-orang kafir (musyrikin Mekah) mengeluarkannya (dari Mekah) sedang dia
salah seorang dari dua orang ketika keduanya berada dalam gua, di waktu dia
berkata kepada temannya: "Janganlah kamu berduka cita, sesungguhnya Allah
beserta kita." Maka Allah menurunkan keterangan-Nya kepada (Muhammad) dan
membantunya dengan tentara yang kamu tidak melihatnya, dan Al-Quran menjadikan
orang-orang kafir itulah yang rendah. Dan kalimat Allah itulah yang tinggi.
Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana”
(QS. At Taubah [9] : 40)
Al Hafidz Ibnu Katsir rohimahullohu ta’ala
menjelaskan perihal kaum muslimin yang lebih memilih tinggal di tempat mereka
daripada pergi memenuhi seruan Alloh untuk berjihad pada perang Tabuk. Terlebih
pada waktu itu bersamaan dengan waktu musim panen sehingga menjadikan kaum muslim pada saat itu
banyak yang lebih memilih tinggal daripada ikut berjihad. Dalam konteks
permasalahan terkini maka ayat ini adalah teguran dan ancaman bagi kaum
muslimin yang lebih memilih kehidupan dunia daripada memenuhi seruan Alloh dan
RosulNya. DAKWAH! Seruan dakwahlah
yang kini menggema ke setiap hati kaum muslimin yang menyadari dan meyakini
bahwa solusi pertama dan utama dalam meniti jalan keselamatan di dunia dan
akhirat kelak adalah DAKWAH. Dan
sebagaimana Alloh mengancam kaum muslimin yang tidak ikut berjihad pada perang
Tabuk maka begitu juga dengan kaum muslimin yang tidak memenuhi seruan untuk
berdakwah.
Sungguh Alloh ta’ala Maha Kuat
dan Sebaik-baik pembuat makar (tipu daya) maka Ayat ini tidak berarti sama
sekali bahwa Alloh butuh partisipasi manusia dalam menegakkan agamaNya. Alloh
tegaskan bahwa Dia lah satu-satu nya yang menolong agamaNya ketika Rosul SAW
dan Abu Bakar ra bersembunyi dalam gua ketika musyirikin Mekah memburu mereka.
Alloh lah yang telah Kuasa menolong 2 orang hambaNya yang bertawakkal hanya
kepadaNya. Ketika Abu Bakar merasa kuatir akan bahaya yang akan menimpa Rosul
jika mereka sampai ketahuan berada didalam gua. Abu Bakar berkata “Seandainya
salah seorang dari mereka memandang ke arah kedua telapak kaki mereka niscaya
mereka dapat melihat kita berada dibawah mereka” tapi Rosul menghibur sahabatnya itu dengan
mengatakan “Wahai Abu Bakar..Apa dugaanmu tentang dua orang sedangkan yang
ketiganya adalah Alloh? Janganlah bersedih, Alloh bersama kita!”
Berapa banyak musuh-musuh Alloh yang hancur dalam
kekuasaan Alloh tanpa bantuan manusia seorangpun. Seperti yang dialami
Nabi Isa as, yang Alloh selamatkan dari upaya pembunuhan. Begitu juga Alloh lah
yang telah menghancurkan tentara Abrahah ketika pasukan gajah itu hendak
menghancurkan Ka’bah. Alloh lumat mereka bagaikan daun-daun yang dimakan ulat dengan
perantara rombongan burung ababil yang melempari mereka dengan batu panas. Tenggelamnya fir’aun dan tentaranya
ketika mengejar Nabi Musa as dan pengikutnya pun bukti bahwa Alloh sekali-kali
tidak butuh pertolongan hambaNya tapi Dia lah satu-satunya Yang Maha Kuasa
menolong hamba-hambaNya yang teguh dalam iman dan tulus dalam tawakkal hanya
kepada Alloh.
Maka tidak ada sedikitpun
kerugian bagi Alloh jika manusia tidak menyambut seruan Nya, tapi justru
manusialah yang sangat merugi ketika melalaikan seruan Alloh ta’ala.
Dalam ayat lainpun Alloh memperingatkan kita untuk
berhati-hati terhadap kemaksiatan yang dilakukan manusia.
Artinya :“Dan
peliharalah dirimu dari pada siksaan yang tidak khusus menimpa orang-orang yang
zalim saja di antara kamu. Dan ketahuilah bahwa Allah amat keras siksaan-Nya.”
(QS. Al Anfal [8] : 25)
Dalam ayat ini Alloh mengancam jika manusia telah
berhenti dari usaha dakwah maka siksa Alloh akan merata kepada seluruh manusia,
baik ahli maksiat ataupun ahli ibadah. Rosul SAW pun telah telah memerintahkan untuk
berdakwah dan memperingatkan untuk tidak meninggalkan dakwah dalam haditsnya
“Barangsiapa
diantara kalian melihat suatu kemungkaran, hendaklah dia mencegah dengan
tangannya, dan jika dia tidak mampu maka dengan lisannya, dan jika masih tidak
mampu juga maka dengan hatinya, yang demikian itu adalah selemah-lemahnya iman.” (HR. Imam Muslim dari Abu Huroiroh
rodhiallohu ‘anhu)
“Demi
Tuhan Yang jiwaku berada dalam genggaman kekuasaannya, kalian benar-benar harus
memerintahkan kepada kebajikan dan melarang perbuatan munkar atau Alloh
benar-benar dalam waktu yang dekat akan mengirimkan kepada kalian suatu siksaan
dari sisiNya, kemudian kalian benar-benar berdoa tetapi Dia tidak
mengabulkannya bagi kalian.”
(HR. Imam Ahmad dari Hudzaifah ibnul
Yaman rodhiallohu ‘anhu)
Maka pilihannya hanya 2, BERDAKWAH atau MENANGGUNG SIKSA!
Bergerak dengan keyakinan penuh
kepada Alloh bahwa :
“Jikalau sekiranya penduduk
negeri-negeri beriman dan bertakwa, pastilah Kami akan melimpahkan kepada
mereka berkah dari langit dan bumi, tetapi mereka mendustakan (ayat-ayat Kami)
itu, maka Kami siksa mereka disebabkan perbuatannya.”
(QS.
Al A’rof [7] : 96)
No comments:
Post a Comment